Entri Populer

Jumat, 25 Januari 2013

Sehat Berkat Terapi Madu


TEMPO.CO Makassar: Manfaat madu sudah banyak dikenal. Bahkan, dalam Al-Quran, manfaat cairan yang dihasilkan lebah itu dibahas khusus. Untuk memudahkan masyarakat melakukan pengobatan dengan terapi lebah ini, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin membuka Research Centre Medicinal Bee Practice.

Di dalam ruangan tersebut, pasien dengan berbagai keluhan penyakit bisa mencoba alternatif pengobatan dengan produk yang dihasilkan lebah, di samping juga tetap menjalani pengobatan medis.

“Kebanyakan pasien yang datang karena sudah jenuh melakukan pengobatan medis,” kata Hamka, asisten ruangan di Research Centre Medicinal Bee Practice. Dalam sehari, pasien yang datang berobat ke tempat tersebut mencapai 10 orang.

Penggagas program ini adalah Profesor Dr Mappatoba Sila, seorang pengajar di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang juga dikenal sebagai ahli lebah. Berbagai hasil penelitian yang dilakukannya telah membuktikan manfaat lebah dalam mengobati segala macam penyakit. “Penelitian telah membuktikan bahwa manfaat madu sangat banyak, dapat menghasilkan 8.164 formula untuk obat,” ujarnya.

Penelitian terbaru yang telah dilakukan para ahli saat ini adalah manfaat madu untuk mengobati penyakit liver. Dalam penelitian tersebut, digunakan dua tikus sebagai sampel. Tikus yang diberi madu livernya tetap terpelihara dibandingkan dengan tikus yang lainnya. “Hal ini juga berlaku pada manusia,” ujar Mappatoba. Karena dalam madu terkandung senyawa glikogen yang disimpan di hati. Glikogen tersebut berfungsi memproduksi energi untuk liver.

Penyakit lain yang bisa diobati dengan produk madu adalah jantung. Mappatoba menjelaskan, dalam madu juga terkandung senyawa astrofoline yang berfungsi membantu jantung dalam menyerap udara. Untuk kelainan fungsi jantung, meminum madu secara teratur, kata dia, dapat membantu penyembuhan.

Di Research Centre Medicinal Bee Practice, produk lebah yang bisa didapatkan bukan hanya dalam bentuk madu. Mappatoba mengekstrak madu murni menjadi obat dalam bentuk tablet atau pil. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam konsumsinya dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari madu tersebut.

Menurut Mappatoba, ada banyak manfaat yang bisa diberikan dari pil-pil madu tersebut. Ia juga menyiapkan pil madu bagi wanita yang ingin memperhalus kulit dan menghilangkan jerawat di wajah.

Hanya, Mappatoba mengingatkan, madu yang bisa memberikan banyak manfaat tersebut hanyalah madu yang murni atau asli. “Kalau madunya tidak asli atau telah mendapat campuran, malah akan menjadi sumber penyakit,” ujarnya.

Khusus di Sulawesi, ia menambahkan, ada tiga jenis lebah penghasil madu, yakni apistropsata, a serrana, dan trigona. Apistropsata merupakan lebah endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain. Setiap sarang bisa menghasilkan 20-40 kilogram madu. Lebah a serrana banyak ditemukan di kebun-kebun pedesaan. Produksinya jauh lebih sedikit, sekitar 2-4 kilogram sekali panen. Sedangkan lebah trigona banyak dibudidayakan di Palopo Utara dengan produksi madu sebanyak 1,5 liter per koloni.

Setiap jenis lebah, menurut Mappatoba, menghasilkan madu dengan kualitas yang sama. Bedanya adalah kandungan glukosa dan fluktosa yang terdapat di dalamnya.

ANISWATI SYAHRIR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar